• AL-AMIN CINTAMULYA
  • Jl. KH. Hasyim Asyari No. 09 Desa Cintamulya

Hari Pendidikan Nasional: Menyemai Harapan, Membangun Masa Depan

Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional. Ini bukan sekadar penghormatan terhadap Ki Hadjar Dewantara—tokoh besar yang merintis pendidikan untuk semua lapisan masyarakat—tetapi juga sebuah momen penting untuk mengevaluasi kembali arah dan tujuan pendidikan kita. Terutama bagi kami di lingkungan sekolah, Hari Pendidikan Nasional bukan hanya perayaan simbolik, tetapi sebuah ajakan untuk merenung dan bertindak.

Pendidikan bukan sekadar kegiatan belajar di kelas atau menyelesaikan tugas. Pendidikan adalah proses membentuk manusia seutuhnya—karakter, akal budi, dan kepeduliannya terhadap sesama dan lingkungan. Dalam pidato dan tulisan-tulisannya, Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan utama pendidikan adalah membentuk manusia merdeka: merdeka berpikir, merdeka berkehendak, dan merdeka berkarya. Maka, pertanyaan besar yang harus terus kita ajukan adalah: apakah sekolah hari ini sudah menjadi tempat yang memerdekakan siswa?

Tantangan Pendidikan Saat Ini

Kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai tantangan yang dihadapi pendidikan kita hari ini. Mulai dari ketimpangan akses pendidikan di berbagai daerah, rendahnya literasi digital dan literasi membaca, hingga tantangan internal seperti kurikulum yang kerap berubah tanpa kesiapan menyeluruh.

Di sekolah, kita juga menghadapi dinamika perkembangan zaman. Peserta didik kita lahir di era digital, dengan akses informasi yang tak terbatas. Mereka membutuhkan pendekatan pembelajaran yang berbeda—bukan sekadar ceramah satu arah, tetapi interaksi yang membangun pemikiran kritis dan kreatif. Kita tidak bisa mengharapkan hasil yang berbeda jika kita masih menggunakan cara lama untuk menjawab tantangan baru.

Guru, sebagai ujung tombak pendidikan, menghadapi tuntutan yang besar. Mereka tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik, membimbing, menjadi teladan, dan bahkan menghadapi beban administrasi yang berat. Di sisi lain, peran orang tua pun menjadi semakin penting dalam mendampingi anak-anak belajar di luar sekolah. Kolaborasi antara sekolah dan keluarga menjadi kunci keberhasilan pendidikan anak secara menyeluruh.

Pendidikan yang Membebaskan dan Membahagiakan

Hari Pendidikan Nasional adalah waktu yang tepat untuk kembali pada esensi pendidikan: menuntun kodrat anak-anak agar mereka tumbuh menjadi manusia yang berkarakter dan berdaya. Sekolah tidak seharusnya menjadi tempat yang membuat anak stres, takut salah, atau tertekan karena nilai. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan, di mana setiap anak merasa dihargai, didengarkan, dan diberi ruang untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing.

Pendidikan bukan hanya soal angka, nilai, atau ujian nasional. Pendidikan sejati mengajarkan keberanian untuk mencoba, ketangguhan dalam menghadapi kegagalan, dan semangat untuk terus belajar seumur hidup. Kita perlu menciptakan budaya belajar yang sehat dan ramah—bukan hanya di dalam kelas, tetapi juga di rumah dan di lingkungan sekitar.

Mari Bergerak Bersama

Di Hari Pendidikan Nasional ini, mari kita tinggalkan rutinitas seremonial yang hanya bersifat simbolik. Mari jadikan momen ini sebagai panggilan untuk bergerak bersama: memperbaiki yang kurang, memperkuat yang sudah baik, dan berinovasi demi masa depan anak-anak kita. Kita perlu membuka ruang diskusi, mendengarkan suara siswa, mendukung guru, dan membangun sistem pendidikan yang adil dan inklusif.

Karena sesungguhnya, pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru atau pemerintah. Pendidikan adalah tanggung jawab kolektif. Dari ruang kelas kecil hingga forum kebijakan nasional, dari keluarga hingga komunitas lokal, semua punya peran untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk belajar dan tumbuh dengan bahagia.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini adalah titik awal. Dari sini, kita bisa menyemai harapan, menumbuhkan semangat, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.

Tulisan Lainnya
Sambangan: Hari Raya Santri

Ada satu hari dalam sebulan yang sangat dinanti oleh para santri Pondok Pesantren Istiqomah Al-Amin Cintamulya. Hari yang membuat mereka menghitung mundur dengan penuh harap, menandai k

04/05/2025 08:50 - Oleh Alamin Cintamulya - Dilihat 25 kali